Senin, 21 Februari 2011

Penghalang FAMILY ALTAR

Family Altar sangat penting, tetapi mengapa sedikit keluarga Kristen yang melakukan? Bahkan riset menyatakan 90% keluarga Kristen tidak melakukannya. Beberapa hal yang menjadi pemikiran kita bersama adalah:

1. Are You Happy With The Word of God? Satu pertanyaan refleksi bagi kita masing-masing: Senang tidak dengan firman Tuhan? Seringkali ketika firman Tuhan hadir dalam keluarga, justru kitanya kabur. Kenapa? Berhadapan dengan firman Tuhan maka banyak kenikmatan harus dibuang, keberdosaan harus dikikis habis.
Ada anggota keluarga yang terjerat pornografi, ada lagi yang malas, ada yang suka marah-marah, kalau firman hadir tentu semua itu harus ditinggalkan.
Hati-hati, jika kita menikmati kebiasaan-kebiasaan buruk dalam rumah tangga. Apa yang kita tabur, akan kita tuai, Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Harus memaksa diri agar kita bisa mendekat kepada Tuhan dan menghadirkan firman Tuhan dalam keluarga. Kita harus membuang semua hal jahat yang masih dipelihara sampai saat ini.

2. Level iman kita selalu mempengaruhi. Kenapa ada orang yang berkemauan tinggi, kenapa ada yang asal-asalan dalam menjalani hidup? Level imanlah jawabannya. Membangun Family Altar dalam keluarga membutuhkan Level iman yang cukup sehingga membentuk kebiasaan. Kebiasaan kalau terbentuk akan menjadi pola dan pola itu kalau sudah baku menjadi sistem dalam keluarga. Kalau sudah jadi sistem, maka akan menjadi mudah sekali, karena sistem itu mengikat.
Saat sebuah kebiasaan baik dibuang terasa, kok ada yang hilang, kok ada yang kurang. Jika melakukan kebiasaan sampai tujuh minggu berturut-turut, hal yang dilakukan akan menjadi pola dan akan membentuk sistem kehidupan.

3. Kehidupan yang spiritnya sekuler. Seperti sekrup yang tidak pas dengan mur-nya. Firman Tuhan mau diadakan kapan? Ternyata kita lebih senang nonton TV, lebih senang baca Koran, bahkan lebih setia baca Majalah dibanding baca Kitab Suci. Semua waktu habis untuk hal-hal fana. Kita lebih tertarik pada peristiwa-peristiwa dalam dunia sekarang, daripada apa yang Tuhan katakan. Inilah kehidupan yang spiritnya sekuler. Waktu pulang ke rumah tidak memikirkan hal-hal rohani. Tidak ada waktu dan ruangan bagi Firman. Padahal kalau diadakan, butuh waktu berapa lama sih? Cuma 10-15 menit! Nonton TV saja dari satu channel ke channel lain bisa berjam-jam sampai larut malam. Spirit yang sekuler membawa kita kepada hal-hal fana dan tidak membangun keluarga.

4. Sistem dalam berkomunikasi. Sejak masa pacaran memang tidak pernah membicarakan hal-hal rohani. Pengalaman kami, sejak pacaran sudah biasa mendiskusikannya. Kenapa dulu saya memilih Liana sebagai isteri saya? Karena kalau berbicara hal-hal rohani dengannya terasa Pas. Cocok.
Ketika saya masih berteman dengan beberapa teman wanita, salah satu yang menjadi tolok ukur pilihan atas Liana adalah karena bicara hal-hal teologis dengannya enak sekali.
Bicara Perumpamaan Tuhan Yesus, berdiskusi soal doa, atau berdebat soal kehendak Allah versus kehendak manusia dan lain sebagainya. Kalau sejak pacaran tidak berbicara hal rohani, maka masuk ke dalam pernikahan juga begitu. Kalau anak lahir, yah tidak ada lagi yang dibicarakan. Tidak terbiasa.

5. Tidak ada yang cakap memimpin. Waktu dilakukan, Family Altar menjadi sangat membosankan. Kenapa bosan? Karena papa mamanya tidak bergaul dengan firman. Saat berkumpul, dari mulut tidak ada firman yang keluar. Mau cerita apa jika tidak pernah baca Alkitab? Mau sharing apa jika tidak pernah baca buku rohani. Waktu kumpul terasa membosankan. Sebagai orang tua kalau rajin baca firman dan rajin merenungkannya, cerita akan mengalir tidak habis-habis. Sampai bingung stopnya.

6. Pengalaman rohani sangat miskin. Pengalaman rohani sangat penting dibagikan. Misalnya, bagaimana Tuhan menjawab doa. Atau, menuturkan sebuah kejadian buruk tetapi baik dari perspektif iman Kristen. Saya sering menceritakan kejadian-kejadian dimana saya kepepet, kemudian berdoa dan Tuhan hadir memberikan jalan keluar! Semua ini menjadi satu perbincangan yang sangat asyik dalam rumah tangga. Menimbulkan kebanggaan anak kepada Tuhan Yesus. Sejatinya, anak-anak senang dengan Family Altar karena ada kumpul-kumpul dengan papa mamanya. Ada keluarga berkata,”Kami tidak bisa Family Altar, karena anak kami masih kecil.”
Kenapa ada keluarga merasa anak-anak sebagai penghambat? Justru anak-anaklah supporter ayah dan ibu untuk setia ber-Family Altar. Family Altar sesungguhnya bisa dimulai saat anak sudah bisa duduk. Tidak usah lama-lama yang penting kebiasaannya.
Keselamatan adalah anugerah, GRATIS! Tidak perlu menambah apapun ke dalam keselamatan, karena Kristus telah melakukannya secara utuh di kayu salib. Tetapi pertumbuhan kerohanian, arah hidup keluarga, masa depan keluarga, anak-anak yang takut akan Tuhan, hubungan suami isteri yang harmonis seumur hidup. Semua ini membutuhkan usaha bersama.
Bedakan Grace (Anugerah) dengan Growth (Pertumbuhan). Growth adalah usaha kita bersama Tuhan, kalau tidak mengusahakannya mungkin keluarga mandek seperti Pohon Bonsai. Sayang sekali.  Kuncinya adalah mengasihi Tuhan. Kalau mengasihi-Nya, segala hambatan pasti menyingkir dan kita akan melaksanakan dengan setia.

Ingatlah: Hal-hal rohani tidak ada yang instan. Susu ada yang instan, Mie ada yang instan, tetapi pertumbuhan kerohanian mustahil terjadi dalam semalam. Kita harus membangunnya setiap hari.

Mari setiap Suami berjuang sebagai Kepala dan Isteri sebagai Penolong! Tuhan akan menyertai Anda selalu!



Taken from Buku GARAM & TERANG bagi Keluarga

0 komentar:

Posting Komentar