Jumat, 25 Februari 2011

Able To Communicate

 Apa yang menjadi biang keladi rusaknya pernikahan?

Masalah utama pernikahan dewasa ini bukanlah masalah seks, keuangan, ataupun masalah anak-anak. Melainkan hilangnya komunikasi suami-isteri. Hilang kemana? Sepertinya aneh sekali. Sejak kecil kan sudah diajar bagaimana ngomong, tetapi begitu menikah, kita merasa komunikasi jadi sangat sulit. Komunikasilah biang utama, pemicu semua masalah bahkan berujung pada perceraian.

Memang sejak kecil kita sudah belajar bertutur. Awalnya dari mengenal alphabet: A-B-C-D-E-F-G sampai Z dirangkai menjadi kalimat, lagipula bermacam-macam kata sudah diajarkan orang tua kita. Betul! Kita bisa bicara, bahkan terbiasa bicara. Tapi belum tentu apa yang kita sampaikan membangun dan memberi kekuatan bagi orang lain. Kita paham berbicara, tapi berkomunikasi dengan benar? Saya pikir, Anda pasti bisa melakukannya dengan mumpuni setelah merenungkan Bab ini. Awali dengan Doa.

Kala memasuki dimensi kehidupan yang baru yaitu pernikahan, kita mulai menjalani kehidupan bersama seorang yang BUKAN diri kita. Dia dibesarkan dengan cara yang berbeda, termasuk caranya berkomunikasi. Karenanya, komunikasi menjadi gampang-gampang susah.

Mari kita telusuri komunikasi secara teologis.

1. Pandangan Teologis

Mengapa komunikasi menjadi sangat berarti bagi manusia? Saya percaya, manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah. Allah yang kita sembah adalah Allah Tritunggal. Di dalam kekekalan Dia tidak pernah sendirian. Ia adalah Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Sebelum semuanya ada, dan sebelum manusia ada, Allah Tritunggal saling berkomunikasi, saling berelasi di antara Mereka di dalam kekekalan.
Itulah alasannya, mengapa manusia tidak dicipta sendirian. Sejatinya, Tuhan ingin manusia berelasi satu dengan yang lain serupa dengan komunikasi yang dibangun Allah Tritunggal dengan berlandaskan kasih.

Apa yang terjadi kalau manusia tidak berelasi? Kesepian. Sungguh kesepian. Bukankah salah satu penderitaan manusia yang paling berat adalah kesepian? Berapa banyak manusia meregang nyawa karena kesepian?  Di tengah keluarga, bersama suami tercintapun kesepian mampir, karena gagal berkomunikasi. Sering pula kita menemukan orang yang kesepian di tengah keramaian karena tidak mampu MEMULAI komunikasi dengan orang lain.

Bila muncul kesadaran ini, seharusnya kita melatih Social Need sehingga komunikasi menjadi tokcer, dengan pasangan kita tentunya. Seorang yang membangun komunikasi dan relasi dengan orang lain, berarti mendekati gambar dan rupa Allah. Di sisi lain, kalau tidak cakap berkomunikasi, pastilah sedang menjauh. Mengapa demikian?

Karena manusia telah jatuh ke dalam dosa, situasi keluarga menjadi kompleks luar biasa. Akhirnya, dosa membuat manusia menjauhi gambar dan rupa Allah, ujung-ujungnya komunikasi suami isteri memburuk.
Saya perhatikan banyak suami-isteri yang BERDOSA ketika berbicara kepada pasangannya.

Apa yang dimaksud dengan jatuh ke dalam dosa sewaktu bicara? Mari kita melihat contoh komunikasi suami-isteri dari Firman Tuhan. Komunikasi bisa dibagi dalam dua kategori yaitu SEBELUM manusia jatuh dalam dosa dan SESUDAH manusia jatuh dalam dosa.

(bersambung)
Ev. Chang Khui Fa

0 komentar:

Posting Komentar